RSS

Puasa Tapi Pacaran..................

(Sebuah Catatan Ahad Pagi Ramadhan 1432 H)
Minggu pagi 14 Agustus 2011 / Ramadhan ke 14, agak bergegas aku mempersiapkan diri untuk sebuah perjalanan dakwah, mengisi Taklim Ahad Dhuha disebuah Desa yang terletak hampir di perbatasan antara Kabupaten Batu Bara dengan Kabupaten Simalungun. Desa yang tentram menurutku, berada diantara rimbunan pepohonan dan perkebunan kelapa sawit jauh dari hingar-bingar kendaraan bermotor. Yang banyak terlihat justru iring-iringan sapi gembalaan milik penduduk, agak nampak “kontras” dengan cukup banyaknya rumah-rumah permanen yang cukup megah dengan desain modern.
Kusiapkan materi dalam Laptop -yang sudah 4 tahun ini selalu setia menemaniku-, proyektor dan ..ups..ternyata screennya belum ada. Alhamdulillah seorang ustadz bermurah hati meminjamiku.
Sahabat2 yang telah dijadwalkan akan mendampingiku entah kenapa pada hari itu semuanya berhalangan karena mereka masing2 punya agenda yg tidak bisa ditinggalkan.
Akhirnya aku mengajak seseorang untuk bersedia mendampingiku dalam perjalanan itu.
Acara taklimnya sendiri alhamdulillah berjalan normal seperti biasa, dimulai sekitar jam 09.00 dengan Shalat Dhuha bersama, ada beberapa sambutan dari Kepala Desa & Tokoh Masjid setempat lalu giliranku mengisi materi.
Yang istimewa pada agenda kali ini adalah, aku begitu menikmati perjalanan ini. Obrolan-obrolan yang asyik sepanjang perjalanan diselingi canda tawa kala melintasi rimbunan pohon-pohon sawit dan karet, telah membuat hati kami berbunga-bunga. Betapa tidak, kali ini yang duduk disampingku adalah seorang wanita. Dia istriku tercinta....,wanita yang setiap kali kalau aku ta’arruf sebelum memulai berceramah selalu kuperkenalkan kepada jamaah bahwa “istri saya empat...anaknya”. Seringnya jamaah ibu-ibu spontan merespon..”Uuuhhhhh” sambil tertawa, sebab dengan kalimat yang pemenggalannya dibuat agak tidak normal itu mereka mendengarnya seolah istriku ada empat. Ah itu sekedar trik saja untuk memancing perhatian mustami’.
Yah hanya dia kawan seiring hari itu, sebab anak-anak tidak kami ajak serta. Entah kenapa hari itu kami hanya ingin berdua.
Jadilah perjalanan kali ini perjalanan yang sarat dengan kenangan...seolah mengulang masa-masa pacaran 15 tahun silam ketika pertama kali kami bersama dalam ikatan pernikahan..kemana-mana hanya berdua sebelum ada di Si Teteh -anak pertama kami-.
Ketika seorang jamaah bertanya tentang yang dilarang ketika berpuasa.....sambil berseloroh aku menjawab; “Berpacaran itu gak puasa pun memang sudah terlarang, kecuali pacaran dengan istri tercinta. Cuma kalau sedang puasa ya harus tahu juga batasan-batasannya agar tidak sampai membatalkan puasa kita...seperti kami (aku dan istri) tadi sepanjang jalan kami pacaran....”
Ketika aku menuliskan kisah perjalanan ini, aku baru sadar bahwa bulan ini Agustus 2011 (tepatnya 31 Agustus) adalah genap 15 tahun pernikahan kami. Subhanallah................
Terima kasih ya Robbana..Engkau telah mengaruniakan ku seorang istri yang setia mendampingi perjalanan hidupku.....Di hari-hari mustajab do’a dibulan mulia ini, ijinkan kami berharap...”Kekalkan kebersamaan ini dijalan dakwah dan ridho Mu, dan persatukan kami kembali kelak di Jannah Mu bersama semua buah hati kami...dan sekalian orang-orang mukmin!”
Robbana: hablana: min azwa:jina wa dzurriyyatina: qurrota a’yunin..waj’alna: lil muttaqi:na ima:ma:, Aamin.


...untuk 15 tahun pernikahan kami.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Do'a Robithoh

Yaa Allah, Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta kepada-Mu, bertemu dalam taat kepada-Mu, bersatu dalam da’wah kepada-Mu, berpadu dalam membela syariat-Mu. Yaa Allah, kokohkanlah ikatannya, kekalkanlah cintanya, tunjukillah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan cahaya-Mu yang tidak pernah redup. Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal kepada-Mu. Hidupkanlah hati kami dengan ma’rifat kepada-Mu. Matikanlah kami dalam keadaan syahid di jalan-Mu. Sesungguhnya Engkaulah Sebaik-baik Pelindung dan Sebaik-baik Penolong. Yaa Allah, kabulkanlah. Yaa Allah, dan sampaikanlah salam sejahtera kepada junjungan kami, Muhammad SAW, kepada para keluarganya, dan kepada para sahabatnya, limpahkanlah keselamatan untuk mereka.