RSS

Lingkaran Itu Jangan Sampai Terputus….!


Untuk para murobbiku dan para sahabatku yang kucintai dijalan Allah.

Bergegas kupacu si Matic Violet kawan karibku dikegelapan malam, berlomba dengan suara guruh yang membahana dan desingan angin September yang angkuh. (
Selama satu setangah tahun terakhir ini ia memang menjadi kawan setiaku hampir setiap malam dan siang dalam langkah-langkah tarbiyahku. Ahh..Seandainya ia boleh mendapat pahala……!)
Aku yakin malam ini aku akan jadi yang pertama.
Terdengar samar lantunan ayat terakhir Surah Al-Hasyr dari dalam bilik Surau itu. Diantara riuhnya kecipak air wudhu ku, aku sangat kenal dengan suara khas itu….
”Hhh dia lagi…” gumamku dalam hati.
Aku kalah lagi, selalu dia yang jadi pemenang, selalu dia yang datang lebih awal. Tapi kali ini aku tidak melihat “kereta tuanya” bersandar dipokok mangga pojok Musholla.

“Assalamu’alaykum Ustadz….antum sehat? Afwan ana telat lagi…..” Aku membungkuk menyesuaikan dengan posisi duduknya yang bersandar ke tiang tengah musholla itu…..sendirian.
“Wa’alaykumus salaam …alhmadulillah ana bikhoir, akhi…wakayfa anta?” Dengan senyumnya yang khas ia menjawab ramah. Pipi kami bersentuhan…ada rasa damai setiap kali aku ber-mu’anaqoh dengan beliau seperti itu.
“Afwa telah membuat antum menunggu Tadz..” aku mengulangi kalimat itu karena dari tadi belum terdengar jawaban tentang hal itu, aku takut membuat hatinya gundah.
Murobbiku itu memang selalu tepat waktu, bahkan saat istrinya sakit sekalipun..beliau tetap datang membimbing kami.
“Tak usah risau antum meninggalkan keluarga dirumah, insya Allah mereka tetap ada yang jaga asalkan sebelum pergi antum penuhi dulu keperluannya. Selebihnya..Tawakkal !” Katanya setiap kali ia men-sugesti kami.

Aku jadi teringat ungkapan Asy Syahid Hasan Al-Banna ketika berpesan kepada para muridnya…”Antum fi da’wa:tikum, waLla:hu fi buyu:tikum / Kalian dalam aktifitas dakwah kalian dan Allah dirumah kalian (menjaga keluarga kalian)”

“Laa ba-sa…yang lain pun belum pada datang kok”. Jawabnya datar.
Mushaf kecil yang dari tadi digenggamnya itu diselipkannya dikantong kokonya.
“Bagaimana kabar si Fathiya, masih sering rewel ? sudah reda demamnya? Ana ingat dulu si Fahim pun juga begitu waktu baru tumbuh giginya” Tanyanya ..tentang anak bungsuku.
Pertanyaan seperti itulah yang selalu membuat hatiku bergetar setiap mendengar itu dari mulutnya.
Beliau selalu ingat nama anak2 ku bahkan selalu menanyakan kondisi mereka satu persatu.

“Nanti antum sampaikan di Khobar saja..!” katanya kemudian beliau sibuk menyambut satu-persatu kedatangan sahabat-sahabatku. Dan lingkaran kecil itu…kini sudah utuh.
Sejurus kemudian, kami sudah tenggelam dalam kenikmatan ukhuwah. Merenda awal malam dengan kebersamaan, mereguk sepuas-puasnya kucuran taujih Robbani hingga hilang dahaga ma’nawiyah kami.
Setiap orang yang mengaku berjama'ah layaknya memang harus sering saling bertemu sesama saudaranya. Untuk itulah ada agenda pertemuan pekanan atau bulanan. Salah satu manfaatnya adalah ta-liful qulub (menyatukan hati), menambah ta'aruf (lebih saling mengenal satu sama lain), kesempatan ber-tafahum (sharing, saling koreksi & menasihati) untuk bisa mewujudkan takaful (saling menanggung beban).
Ukhuwah akan sampai pada makna sebenarnya jika rukun2 nya (Ta'arruf, Tafahhum, Takaful) kita amalkan.
Jgn sampai kita sama dengan orang-orang (baca: Yahudi) yang disebut Allah dalam al Qur'an "TahsabuHum Jami:'an waqulu:buHum syatta / Kalian sangka mereka itu bersatu padahal hati mereka berpecah belah"
Nau'udzu billah wa nastaghfirullah......

Ayo..jangan biarkan lingkaran itu terputus…Akhi !!!
Akhukum Fillah…(Ahmad Hadian Kardiadinata)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Agar Dapat Menikmati Islam

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ اْلإِسْلاَمَ دِينًا
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu” (QS Al-Maidah: 3).

Ayat ini diturunkan pada hari Jum'at, tanggal 09 Dzul Hijjah tahun 10 H, Rasulullah Saw. dan para sahabatnya sedang berkumpul di Arafah, sebuah tempat dekat kota Makkah di Semenanjung Arabia. Mereka sedang menjalani sebuah ritual yang dikenal dengan nama wukuf.

Firman Allah Swt. diatas menjelaskan kepada kita beberapa hal, yaitu,

1. Agama Islam ini adalah agama yang sempurna. Istilahnya kamil. Di dalam agama ini terdapat berbagai penjelasan dan jalan hidup dalam berbagai sisi kehidupan, baik kehidupan ritual, seremonial, pergaulan, sosial, ekonomi, politik, budaya, keamanan dan sisi-sisi kehidupan lainnya. Tidak ada satu pun sisi kehidupan kecuali agama ini menjelaskan mana yang baik dan membawa manfaat dan mana yang buruk yang mendatangkan mara bahaya.
Sampai-sampai Abu Bakar ash Shiddiq ra, dalam sebuah khutbahnya pernah mengatakan "Jika sekali waktu aku kehilangan tali unta ku, maka aku akan cari dalam Qur'an". (Subhanallah, urusan sekecil tali unta saja solusinya ada dlm Quran...apalagi urusan besar tentunya).

2. Agama Islam ini adalah kenikmatan yang Allah Swt. berikan kepada kita secara lengkap. Istilahnya tamam. Terkait dengan Islam itu nikmat, Rasulullah Saw. mengajarkan kepada kita agar selesai makan, atau minum, kita mengucapkan doa, “Al-hamdulillah al-ladzii ath'amana wa saqana waja'alana Muslimin” (segala puji milik Allah Swt. yang telah memberikan makan dan minum kepada kami, dan menjadikan kami orang-orang Islam). Dalam doa yang diajarkan Rasulullah Saw. kepada kita ini ada satu rahasia yang menarik, yaitu Beliau Saw. merangkaikan kenikmatan makan dan minum dengan kenikmatan kita sebagai orang Islam. Hal ini menegaskan kepada kita bahwa agama Islam dan ber-Islam adalah sebuah kenikmatan –bahkan lebih nikmat dari makanan-minuman ternikmat sekalipun.

Mungkin ada sebagian kita yang bertanya, “Kenapa selama ini kita kok tidak atau kurang begitu merasakan Islam sebagai kenikmatan?” Untuk menjawab pertanyaan ini, kita bisa melihat kasus orang yang tidak bisa merasakan nikmatanya makanan.

Paling tidak ada dua penyebab, kenapa kita belum bisa menikmati Islam sama seperti kita tidak bisa menikmati makanan.

• Pertama, mungkin karena lemahnya pemahaman kita terhadap Islam. Karena ketidaktahuan kita, makanan yang sebenarnya lezat, nikmat dan bergizi, tidak mau kita konsumsi. Sepeti anak kecil, untuk mengkonsumsi makanan bergizi, kita harus menyuapinya, dan bahkan mengejar-ngejarnya. Setelah dia dewasa, dan paham, dialah yang gantian mengejar-ngejar kita untuk memenuhi permintaannya. Oleh karena itu, marilah kita tingkatkan pengetahuan, wawasan dan pemahaman kita terhadap agama kita, agar bisa merasakan nikmat Islam dan ber-Islam.

Tanpa pemahaman yang baik, Islam akan dirasakan sebagai beban berat yang membatasi langkah dan kehidupan kita. Sering kali kita memahami Islam sebagai sesuatu yang buruk, berat, menyiksa, kuno, anti kemajuan dan kebebasan, anti demokrasi, dll. Padahal setelah difahami dengan benar, ternyata Islam itu mudah (memudahkan), Islam itu meringankan, toleran / tidak menyiksa, modern / selaras dengan perkembangan zaman dan Islam adalah agama yang paling demokratis.

Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan (QS al Hajj:78).

Dan diayat-ayat lainnya berikut ini; al Baqoroh:195 (jangan membinasakan diri sendiri), al Baqoroh:185 (Islam adalah kemudahan bukan kesulitan).

• Kedua, orang tidak bisa menikmati makanan, mungkin karena adanya penyakit dalam diri kita, sariawan misalnya. Sehingga, makanan yang lezat dan enak itu menjadi tidak nikmat dan tidak lezat. Selagi dalam hati kita masih ada penyakit yang kontradiktif dengan Islam maka kita tidak akan dapat menikmatinya. Oleh karena itu, marilah kita bersihkan diri dan hati kita dari berbagai penyakit hati dan jiwa –seperti dengki, hasad, sombong / merasa sudah cukup ilmu & hidayah, merasa shohih sendiri dllsb-, agar kita bisa menikmati Islam dan ber-Islam dengan nikmat.

3. Agama Islam adalah agama yang diterima dan diridhai Allah Swt. Istilahnya, agama yang mardhiy. Hal ini sejalan dengan firman Allah swt pada ayat lain dari Al Qur'an, yaitu,
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ اْلإِسْلاَمُ
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah Swt. hanyalah Islam” (QS Ali Imran: 19).

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ اْلإِسْلاَمِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي اْلآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi” (QS Al Maidah: 85)


Wallahu a’lam bishshawab.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ternyata masih banyak kejahilan yg harus dientaskan...!

Tersendat laju Inova kami, berada dalam antrean agak panjang. Selain jalannya memang pas-pasan..didepan sepertinya sdg ada sesuatu terjadi.
Padahal kami sdh ditunggu utk sebuah pertemuan dengan masyarakat disebuah Kecamatan didaerah Pesisir.

Semakin dekat kami mulai mendengar dengan jelas lantunan do'a via pengeras suara "Allahummaghfir lahu, warhamhu...wa'afihi wa'fu 'anhu...dst". Kawan ku spontan bertanya.."Siapa nih yg meninggal ??"
Belum sempat aku menjawab tanyanya, tawa kawan tu meledak "memecahkan" seisi kabin...

Masya Allah, ternyata seorang Atok-atok (Kakek2 dlm Bhs Melayu Batu Bara) sambil menggeleng-gelengkan kepala, matanya terpejam, duduk disebuah lapak. Sementara beberapa ibu2 (temannya) menadahkan tangguk ke setiap kendaraan yg lewat.
Disebelah mereka ada masjid yg sedang dibangun lengkap dengan plank "Mohon bantuan infak anda !!".

Tak ada yg salah dari pengumpulan infak spt itu.....cuma -maaf-.....kenapa do'anya kok "agak kurang nyambung?????"
Tawa kawanku masih belum reda...aku hanya bisa tersenyum ciut.
........................................
Suka · · 5 jam yang lalu

Sri Pangastuty, Zay Nurie Syam, dan Herawati Siregar menyukai ini.
Nazrul Ahmad PR para 'alim yg msh harus terselesaikan...
5 jam yang lalu · Tidak Suka · 1
Zulieyka Ahmad Mungkn yg nyumbang uda byk yg meninggal ust hehehe...
3 jam yang lalu · Suka
Ahmad Hadian Kardiadinata ‎Zulieyka Ahmad Hehehe.antah lah kolok begitu...tak sompat betanyo, dah ditunggu urang.
sekitar sejam yang lalu · Suka
Love Tobasari ‎...he.e.e.e maklum sarana mesjid sbg t4 beribadah dan belajar belum siap lg taz...
41 menit yang lalu · Suka
Ahmad Hadian Kardiadinata ‎Love Tobasari : Iya kita sgt maklum dan tak ada yg salah dgn pungutan infak dgn cara itu. Dlm satu hal saya setuju krn dgn bgt sdh banyak masjid yg kelar dgn megah (meskipun ttp kosong), klwpun menyebabkan macet perjalanan...tak apa lah utk rumah Allah semoga macetnya berkah (ketimbang macet karena hiburan key board / organ tunggal). Yg terkesan gak nyambung itu do'a nya lho.
33 menit yang lalu · Suka

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ada Tempat Kosong di Selasar Surga Firdaus (Materi Halaqoh Tadi Malam)

oleh Ahmad Hadian Kardiadinata pada 09 November 2011 jam 11:14

Bukan aku lancang kepada Mu ya Robb, jika diujung dzikir sunat Fajar ku, kerap ku rutuki langit yang setiap pagi menyirami bumi kami.

Sungguh pohon kemunafikan semakin subur merambati relung hati, dan daun-daunnya merimbuni tubuh bugar para lelaki hingga ia lelap terbuai mimpi.

Maafkan jika sesal ini begitu menyesak dada, setiap kali gagal untuk menepis moleknya teman tidurku. Lalu kubiarkan…kalimat Iqomat..sayup ditelan hangatnya pelukan shubuh.

Allah…., pasti sang Nazir sahabatku itu celingukan selepas salam

Kehilangan teman untuk muroja’ah hafalannya, ketika kugantungkan biji tasbih -yang baru saja tamat ku eja- didekat cermin kamar tidurku.

Bunyi dzikirnya memang terdengar sama, disini dan disana…

Tapi disana…27 kali lebih indah lantunannya, 27 kali lebih kuat gaungnya, 27 kali lebih tinggi derajatnya, dan 27 kali lebih berkah akibatnya dikebersamaan, antara pilar-pilar langit, diatas permadani surga.

Sedangkan aku disini….tenggelam dalam bait-bait sunyi kesendirian, diantara megahnya tiang-tiang rumah duniaku.

Bagaimanapun memang ada selisih….diantara keduanya.

Rasulullah SAW pernah mengisyaratkan bahwa orang yg tidak lurus shaf nya dlm sholat berjamaah di masjid adalah pertanda HATINYA MASIH BERSELISIH DENGAN SESAMA SAUDARA MUSLIMNYA.

Allah…., kalau yg sholat berjamaah di masjid -tapi tidak lurus saja- bisa mengakibatkan hati nya berselisih, bagaimana pula halnya aku yang tidak ikut sholat berjamaah ???? Astaghfirullah..

Kenyataannya, memang begitu banyak hal yang telah menahan kaki kita utk melangkah ke masjid terutama pada waktu Isya' dan Shubuh.

Kita simak taujih Baginda Nabi Saw berikut ini;

Dari Ibnu Mas`ud ra berkata ; “Bahwa aku melihat dari kami yaitu tidaklah seseorang meninggalkan shalat jamaah (di Masjid) kecuali orang-orang munafik yang sudah dikenal kemunafikannya atau seorang yang memang sakit yang tidak bisa berjalan". (HR. Muslim)

Dari Ibnu Abbas ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Siapa yang mendengar azan namun tidak mendatanginya (ke Masjid) untuk shalat, maka tidak ada shalat baginya. Kecuali bagi orang yang uzur". (HR. Ibnu Majah 793, Ad-Daruquthuni 1/420, Ibnu Hibban 2064, Al-Hakim 1/245 dan sanadnya shahih).

Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Sesungguhnya shalat yang paling berat buat orang munafik adalah shalat Isya dan Shubuh. Seandainya mereka tahu apa yang akan mereka dapat dari kedua shalat itu, pastilah mereka akan mendatanginya meski dengan merangkak. Sungguh aku punya keinginan untuk memerintahkan shalat dan didirikan, lalu aku memerintahkan satu orang untuk jadi imam. Kemudian pergi bersamaku dengan beberapa orang membawa seikat kayu bakar menuju ke suatu kaum yang tidak ikut menghadiri shalat dan aku bakar rumah-rumah mereka dengan api". (HR. Bukhari 644,657,2420,7224. Muslim 651 dan lafaz hadits ini darinya).

Dan Allah SWT berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi” (QS Al Munafiqun : 9).

……………………………………………………………………………….

Ikhwani, Mari melangkah…ke selasar Firdaus (dekat rumah kita), walau jerih !!!
Dari Akhukum Fillah, Ahmad Hadian Kardiadinata.


Nazrul Ahmad, Rudiiskandar Lubis, dan Dahnial Al-Madany menyukai ini.

Ahmad Hadian Kardiadinata :Seorang Murobbi pernah mengatakan :"Klw kalian cari pemimpin yg kepadanya kalian akan serahkan urusan kalian sebaik-baiknya...rajin2 lah datang ke masjid terutama diwaktu Isya & Shubub...dan pilihlah satu diantara yg hadir disana...!!! Hmmmm
Kemarin jam 11:26 · Suka · 3
Rahman Efendi Ar ini juga materi kita pekan lalu kan? dari materi ini pekan lalu, muncul inspirasiku menulis surat cinta untuk murobbi. Sudah ditulis, tp belum dikirim... hehe...
Kemarin jam 14:08 · Suka
Muhammad Syukur Ismar hm
18 jam yang lalu · Suka
Ahmad Hadian Kardiadinata Benar akhi krn ana ingin memastikan semua kita mengulang materi lama ini, krn sptnya ini adalah masalah semua kita dlm menghadapi tarikan2 dunia ini.
Oya lomba surat cinta utk Murobbi kapan dikumpul ya?
9 jam yang lalu · Suka

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Andai Izrail Bisa Diajak Diskusi...

oleh Ahmad Hadian Kardiadinata pada 27 Oktober 2011 jam 15:27

Kemarin sore seorang sahabat tergopoh menelpon saya dengan tangis..” Akhi, Ayah saya barusan wafat di Makkah sehabis thowaf…” katanya memburu. Saya spontan menulis sms & menyebarkannya “Nanti malam kita ta’ziyah dan sholat ghaib” begitu sms saya.

Ketika ta’ziyah itulah baru saya tahu bahwa Almarhum sebenarnya tercatat akan berangkat ke Tanah Suci tahun depan. Beliau mendapat prioritas dipercepat melalui tambahan quota mengingat usianya yg sdh 82 tahun.

Beberapa bulan yang lalu, seorang sahabat juga harus melepas kepergian Ayahnya yang wafat ketika sedang berlibur di Sabang (Kota paling Ujung Barat Indonesia), sebuah tempat yang cukup jauh dengan kota tempat tinggalnya.

Sehari-hari orang tua itu tinggal dan berusaha bersama anak-anaknya dikota kelahirannya. Saat lebaran mereka berlibur ke tempat yg cukup jauh…dan ternyata disanalah ajalnya tiba.

Teringat kita pada firman Allah swt “Ma: tadri nafsun fi ayyi ardhin tamu:t (Seseorang tidak akan tahu ditanah mana ia akan mati)”.

Setiap kita mulai melangkahkan kaki dalam keseharian kita, pastinya tidak pernah terfikir dalam hati kita untuk mati dalam perjalanan itu atau ditempat tujuannya, namun kenyataannya….setiap manusia akan mendatangi tempat kematiannya yang telah “disepakatinya” dahulu dialam arwah dengan Robb nya.

“Walan yu-akhhiroLla:Hu nafsan idza: ja:a ajaluHa (Dan Allah tidak akan menunda sejenakpun kematian bagi seseorang jika telah datang ajalnya)”

………………………………………………………………………………………………………………………………………

Rintik diluar jendela, telah membasahi hati yang berdetak seirama “Khusnul Khotimah” nya Opick yang begitu mengharu biru…..memaksaku belajar mengeja kembali kalimat-kalimat dzikrul maut itu.

“ Terangkanlah, terangkanlah jiwa yang berkabut langkah penuh dosa. Bila masa tlah tiada…kereta kencana datang tiba-tiba. Air mata dalam duka, tak merubah cerita Nya. Hanya hening dan berjuta Tanya, dalam resah dalam pasrah..”

Ahh…andai kita boleh memilih kapan dan dimana kita harus mati? Andai Izrail bisa diajak berdiskusi…?

Tapi kata Asy Syahid Hasan Al Banna Rah ;”Kematian itu sesungguhnya sebuah SENI yang bisa kita kreasikan sendiri (khususnya) dalam NILAI KEMATIAN nya.

Kita bisa meraih Husnul Khotimah jika kita senantiasa berada dalam kesholihan setiap hari dan kita akan Suul Khotimah jika kita asyik dalam maksiat. Bukankah ajal itu datangnya tiba-tiba?

Saya pernah membaca berita tentang seseorang yang mati saat sedang (maaf) berselingkuh.

Masya Allah…pasti waktu itu ia tidak sedang ingat mati, sebab jika ia ingat mati maka ia tidak akan seperti itu.

Maka setiap kita mulai melangkah dalam keseharian kita, tak ada salahnya jika kita gumamkan dalam hati kita…”Jangan-jangan aku mati diperjalanan ini atau ditempat tujuan nanti..” Insya Allah kita tidak akan mampir ditempat-tempat yang tidak semestinya.

Saudaraku…Entah kapan, dimana dan dengan cara apa kita akan “menepati janji” kita…..Allahu a’lam.

Salam Ukhuwwah…..

Akhukum Fillah (Hadian Abu Al Ghozy Fillah)


Sri Pangastuty, Zulfan Mingka, Rahman Efendi Ar dan 19 lainnya menyukai ini.
8 yang dibagikan
A Dudi Krisnadi Orang yang yakin dalam hatinya sepenuh jiwanya bahwa kehidupan di seberang kematian jauh lebih baik dari saat ini, akan selalu merindukan mati.

(dalam konteks lain) Jadi, merupakan pekerjaan sia2 mengancam akan membunuh orang yang justru merindukan mati. Adalah mustahil menenggelamkan ikan ke dalam air ... :D
27 Oktober jam 15:43 · Suka · 1
Ahmad Hadian Kardiadinata ‎A Dudi Krisnadi : Benar Kang, Kematian itupun bentuknya bisa berbeda dihadapan manusia yg berbeda. Adakalanya ia sebagai momok ada kalanya bisa sebagai cita2.
27 Oktober jam 15:48 · Suka
Zulieyka Ahmad Andai sj pemimpin2 kt slalu ingat bhw kmatian akan dtg tanpa diduga ....
27 Oktober jam 15:50 · Tidak Suka · 1
Ahmad Hadian Kardiadinata ‎Zulieyka Ahmad : Ayo pilih pemimpin yg selalu ingat mati....
27 Oktober jam 15:51 · Suka · 1
Sulaeman Panjaitan Yang menepati janji panggilanNya sudah selesai tugasnya di dunia ini, KITA ????? sudah siapkah??????? bekal kita pulang kampung sejati ALLAHUMMA AINNI ALA ZIKRIKA WASYUKRIKA WA HUSNI IBADATIKA, salah satu ziqir Rasulullah SAW, yang patut kita ziqirkan juga Semoga Allah SWT merahmati kita amin
27 Oktober jam 16:09 · Tidak Suka · 1
Ningsih Erlina · Berteman dengan Masbar Banu dan 99 lainnya
Subhanallah ust tausiah nya...sudah mengingatkan ttg kematian...semoga umur yg tinggal sedikit ini dapat bermamfaat buat diri dan org lain.Aamiin.
27 Oktober jam 22:10 · Suka
Ahmad Hadian Kardiadinata Bu Ningsih Erlina : Aamiin...bgm kabar si kecil ?
27 Oktober jam 22:13 · Suka
Muhammad Syukur Ismar kita ajak yok
28 Oktober jam 9:03 · Suka
Muheri Abdullah subahanallah wal hamdulilah wala ilahaillahu akbar....status antum selalu menyejukan jiwa2 perindu syahid/syurga..slm bahagia dunia akhirat
28 Oktober jam 12:50 · Suka · 1
Ummi Ellys subhanallah..
28 Oktober jam 13:32 · Suka
Erwin Parlindungan Nst mudah2han tausyiah ustdz memperkuat keimanan, dengan seringnya mengingat mati...
01 November jam 12:35 · Suka

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ta’aruf Kecil di Teras Masjid : “Nama saya Umar Akhir Zaman….”


oleh Ahmad Hadian Kardiadinata pada 24 Oktober 2011 jam 22:57

“Nama saya Umar.... ustadz, Umar Akhir Zaman ! Saya suka dengan beberapa bagian khutbah Jum’at ustadz tadi” begitu katanya sambil erat menggenggam telapak tangan ku. Agak ter heran aku mendengar nama orang ini..”Umar Akhir Zaman”.

“Ahlan akhi, maaf kalau tadi agak keras. Bagaimana kabar keimanan anda hari ini?” Tanyaku, sedikit meniru tata cara menyapanya para Salafush sholih.

“O gak apa-apa ustadz memang harus begitu, Rasulullah kalau khutbah bahkan seperti panglima perang yang sedang memberikan komandonya dimedan laga, suaranya lantang dan wajahnya memerah seperti orang marah. Kalau kabar iman saya….Biasa lah ustadz, kadang hidup kadang mati” Suaranya datar tanpa beban, sedatar senyumnya yang menurutku sih agak sinis.

“Wah jangan sampai mati dong !” Sergahku cepat-cepat.

“Begitulah adanya ustadz…kalau para Sahabat Nabi dahulu, imannya turun naik macam harga Sawit. Tapi kalau kita sekarang hidup mati macam nasib rakyat kecil”. Singkat tapi padat penjelasannya meskipun kesannya cenderung vulgar, agak tidak sinkron dengan jenggot nya yang dibiarkan panjang dan kostum gamis tanggung dan celana ngatung nya.

“Nastaghfirullah…..” Kataku..mencoba dgn kalimat selirih mungkin.

“Maka beginilah kami, dari masjid ke masjid menyisihkan sedikit waktu utk menjaga iman kami tetap hidup. Kalau kami dirumah saja….kami takut iman ini mati”.



“Iman ini bisa tinggi kalau dunia kita rendahkan ustadz, sebaliknya iman akan rendah kalau dunia selalu kita tinggikan. Saya kadang malu menyandang nama besar Umar ini…sebab saya tidak sebaik Umar bin Abdul Aziz apalagi jika dibanding dengan Al Faruq, Umar bin Al Khothob. Mereka adalah para pemenang yang telah mampu mengalahkan buasnya dunia, sedangkan saya hanya Umar Akhir Zaman…yang sering kali kalah oleh kebuasan dunia”. Dia menambahkan, sembari tetap menggenggam telapak tanganku erat dan sesekali menguncang-guncangnya..sementara aku serius menyimak setiap kalimatnya yang lugas.

Dalam hati aku bergumam “Benar juga semua yang diucapkan orang ini, baru aku ngeh dengan nama yang diperkenalkannya”, tak terasa mataku berkaca-kaca.



Kami berangkulan erat sebelum berpisah….

“Tak usah berkecil hati Saudaraku, kita memang tak sebaik para sahabat karena zaman kita sekarangpun tak sebaik zamannya sahabat…dan karena guru kita pun tak sebaik gurunya para sahabat Rodhiyallahu anhum…(Rasulullah SAW), asalkan kita tetap menjadi pecinta sunnah beliau insya Allah kita akan tetap jadi orang baik” Kataku memungkas percakapan.



Ditengah jalan pulang hatiku masih dilekati dengan sisa-sisa nasihatnya yang tajam, sebagimana aroma tajam parfum non alkohol yang dipakai si Umar yang sudah berpindah melekat di gamisku.

“Terima kasih ya Robb…Engkau telah mengirim orang itu kepadaku…!”



(Hadian Abu Ghozy Fillah)



Rahman Efendi Ar, Khoir Rambe, Sri Pangastuty dan 11 lainnya menyukai ini.
1 berbagi ini
Nazrul Ahmad Subhanallah...
25 Oktober jam 18:05 · Suka
Mukhlis Mirza Siregar suatu pljrn yg sarat makna akhi, Subhanallah...
25 Oktober jam 20:55 · Suka
Muheri Abdullah saran: cerita diatas bisa jd inspirasi awal membuat sebuah novel berjudul Ta'aruf kecil di Teras Mesjid...lanjutkan akhi...
26 Oktober jam 15:13 · Suka
Sri Pangastuty subhanallah.....terima kasih pelajaran yg sangat berharga buat saya Ustadz
27 Oktober jam 0:22 · Suka
Ahmad Hadian Kardiadinata
‎Muheri Abdullah : Novel ?? hehehe. Saya ini sebenarnya sdh mulai menulis cerita sejak kelas 2 SMP akhi, cuma mmg tdk terpublikasikan krn maklum dulu anan tinggal di kampung. Wkt SMA ada beberapa Puisi saya yg dimuat di sebuah koran (itupun...Lihat Selengkapnya
27 Oktober jam 9:42 · Suka
Ahmad Hadian Kardiadinata All : thanks dukungannya...
27 Oktober jam 9:43 · Suka

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Puasa Tapi Pacaran..................

(Sebuah Catatan Ahad Pagi Ramadhan 1432 H)
Minggu pagi 14 Agustus 2011 / Ramadhan ke 14, agak bergegas aku mempersiapkan diri untuk sebuah perjalanan dakwah, mengisi Taklim Ahad Dhuha disebuah Desa yang terletak hampir di perbatasan antara Kabupaten Batu Bara dengan Kabupaten Simalungun. Desa yang tentram menurutku, berada diantara rimbunan pepohonan dan perkebunan kelapa sawit jauh dari hingar-bingar kendaraan bermotor. Yang banyak terlihat justru iring-iringan sapi gembalaan milik penduduk, agak nampak “kontras” dengan cukup banyaknya rumah-rumah permanen yang cukup megah dengan desain modern.
Kusiapkan materi dalam Laptop -yang sudah 4 tahun ini selalu setia menemaniku-, proyektor dan ..ups..ternyata screennya belum ada. Alhamdulillah seorang ustadz bermurah hati meminjamiku.
Sahabat2 yang telah dijadwalkan akan mendampingiku entah kenapa pada hari itu semuanya berhalangan karena mereka masing2 punya agenda yg tidak bisa ditinggalkan.
Akhirnya aku mengajak seseorang untuk bersedia mendampingiku dalam perjalanan itu.
Acara taklimnya sendiri alhamdulillah berjalan normal seperti biasa, dimulai sekitar jam 09.00 dengan Shalat Dhuha bersama, ada beberapa sambutan dari Kepala Desa & Tokoh Masjid setempat lalu giliranku mengisi materi.
Yang istimewa pada agenda kali ini adalah, aku begitu menikmati perjalanan ini. Obrolan-obrolan yang asyik sepanjang perjalanan diselingi canda tawa kala melintasi rimbunan pohon-pohon sawit dan karet, telah membuat hati kami berbunga-bunga. Betapa tidak, kali ini yang duduk disampingku adalah seorang wanita. Dia istriku tercinta....,wanita yang setiap kali kalau aku ta’arruf sebelum memulai berceramah selalu kuperkenalkan kepada jamaah bahwa “istri saya empat...anaknya”. Seringnya jamaah ibu-ibu spontan merespon..”Uuuhhhhh” sambil tertawa, sebab dengan kalimat yang pemenggalannya dibuat agak tidak normal itu mereka mendengarnya seolah istriku ada empat. Ah itu sekedar trik saja untuk memancing perhatian mustami’.
Yah hanya dia kawan seiring hari itu, sebab anak-anak tidak kami ajak serta. Entah kenapa hari itu kami hanya ingin berdua.
Jadilah perjalanan kali ini perjalanan yang sarat dengan kenangan...seolah mengulang masa-masa pacaran 15 tahun silam ketika pertama kali kami bersama dalam ikatan pernikahan..kemana-mana hanya berdua sebelum ada di Si Teteh -anak pertama kami-.
Ketika seorang jamaah bertanya tentang yang dilarang ketika berpuasa.....sambil berseloroh aku menjawab; “Berpacaran itu gak puasa pun memang sudah terlarang, kecuali pacaran dengan istri tercinta. Cuma kalau sedang puasa ya harus tahu juga batasan-batasannya agar tidak sampai membatalkan puasa kita...seperti kami (aku dan istri) tadi sepanjang jalan kami pacaran....”
Ketika aku menuliskan kisah perjalanan ini, aku baru sadar bahwa bulan ini Agustus 2011 (tepatnya 31 Agustus) adalah genap 15 tahun pernikahan kami. Subhanallah................
Terima kasih ya Robbana..Engkau telah mengaruniakan ku seorang istri yang setia mendampingi perjalanan hidupku.....Di hari-hari mustajab do’a dibulan mulia ini, ijinkan kami berharap...”Kekalkan kebersamaan ini dijalan dakwah dan ridho Mu, dan persatukan kami kembali kelak di Jannah Mu bersama semua buah hati kami...dan sekalian orang-orang mukmin!”
Robbana: hablana: min azwa:jina wa dzurriyyatina: qurrota a’yunin..waj’alna: lil muttaqi:na ima:ma:, Aamin.


...untuk 15 tahun pernikahan kami.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kepada Diriku Sendiri dan Saudaraku


No one Perfect...My Brother !

Saya jadi teringat akan kisah "Sebutir Pasir Didalam Kaos Kaki". Bagaimana seorang pemanjat tebing yang berpengalaman bisa gagal menaklukan tebing terjal yang sudah menjadi langganannya, bukan karena ia tak punya peralatan lengkap, bukan pula karena kurang latihan dan pemanasan, bukan pula karena tak siap mental......tetapi hanya karena ia tidak hati-hati ketika ia mengenakan kaus kaki sebelum berangkat.

Ternyata didalam kaus kakinya terdapat sebutir pasir yang terselip diantara jari-jari kakinya.

Semakin aktif ia melangkah menapaki terjalnya tebing curam itu, semakin tinggi ia mampu mendaki, peluh pun mulai membasahi sekujur tubuhnya. Dan saat itulah sang sebutir pasir itu "menemukan momentumnya". Dengan gesekan-gesekan halus namun intens...sebutir pasir itu telah dengan perlahan menimbulkan rasa sakit yang kian lama kian sangat mengganggu, tidak seberapa memang sakitnya tetapi cukup membuat konsentrasi sang pemanjat tebing buyar....dan...iapun jatuh terpelanting dari ketinggian...Inna lillahi wa inna ilayhi raji'un.

Musibah seperti ini bisa menimpa siapapun dari kita, sebab kita bukan manusia sempurna. Serapi apapun kita persiapkan diri kita, terkadang masih saja ada yg terlewatkan.

Ayyuhal Ikhwah.....mari kita jadikan segala sesuatu yang terjadi depan mata kita sebagai Ibroh, agar kita semakin dewasa dalam melangkah. Terlebih dengan beban amanah yang semakin sarat dipundak kita.

Semoga masih ada tali yang telah terpasang dimana kita bisa bergelayut, ketika suatu saat musibah ini menimpa kita.

103. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni`mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni`mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS Ali Imran:103)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kidung Sang Pendosa


Tadi malam, setelah lingkaran itu usai,
setelah satu persatu sahabat beranjak...
aku menekuri kembali kata perkata yg tadi aku titipkan pada mereka.
Bagai gerimis sinar bulan sabit itu ya Tuhan...
merasuki hati yang basah berpeluh...
tanpa lelah memohon.
Engkau tutupilah tetap aib diri ini...
bagai pekat malam atas rembulan,
biar tak jadi jelaga diwajah dakwah.
Dan aku tetap nikmati sakitnya menebus dengan langkah-langkah pasrah...
hingga batas telapak kaki MU.
untuk KAU campakkan aku dalam jurang ridho MU.

Seperti titah MU, "Memintalah...Aku berikan!!!"

Dimana air mata Al Faruq..yg dulu kerap tertumpah sederas sesal???
ingin kubasuh jasad ringkih ini disitu, seraya bertelanjang dari kemuliaan...yang Engkau sedikit berikan

Yaa Salaam...aku jauh lebih buruk dari itu...
hingga pantas..kehinaan itu bagiku.
Lihatlah..
Peluh dan air mata ini bersekutu dikubangan kecil bekas jejak-jejak kakiku
Dan aku tetap nikmati sakitnya melangkah dijalan ini...
asalkan..Engkau tak murka wahai Kekasih.
Karena Junjungan ku ada bersabda: "Satu orang saja berubah dengan hidayah karenamu, itu lebih baik bagimu daripada dunia dan seisinya".

Indrapura, Batu Bara : 05042011

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Entah Apa Ini Namanya ??

Inginnya kususun serpihan hati ini jadi mozaik
yg menjelaskan bahwa cinta ini milikku jua, walau abstrak.
Lantas kemana wasiat seribu makna yg kutinggalkan diantara guguran kelopak mawar jingga suatu senja?
Harap ini masih tanpa pigura.
Tak berbatas. entah kan berhenti dimana?

Ya muara itu niscaya,
tapi aku bagai sungai yang harus mengarungi berbilang ngarai.
Terkadang jeram yang perih....berbatu tajam mencabik arus.
Sedangkan beban dipunggungku begitu sarat, kayu dan ranting2, sampah dan limbah...
telah membebat langkah...mengirit debit...Mampukah sampai disana?????

133. Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun s...empit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema`afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.135. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.136. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.(QS Ali Imran)

Itulah sungai rinduku, itulah limbah bebanku, itulah muara harapku....
cinta..biarlah mengalir begitu adanya menuju sang Maha Pencinta..
dan aku hanya terus bermohon...jangan padamkan matahari...diri Mu yang Ghofar, agar tetap ada bayang-bayang, dimana sekujur aib ditubuh ini kusembunyikan.

Indrapura, Batu Bara 05042011

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

DAREUDA

Lamun enya sumirat teu jalir jangji
naha atuh ibun janari ilang genyas na?
Pasini nu kungsi unggah, kiwari kari waasna.
Heug atuh urang paluruh, sugan we aya bewara ti halimun nu ngabangbaluh.
Geura iberan ka kuring, kamana asih nu kungsi ngancik ?
Dimana kacinta nu baheula diguar kuduaan balakecrakan,
sisi talaga leuweung Cibodas ?
Naha ciri kaasih keur anjeun, tumali keneh na jariji nu manis ?
.........................................................................................
Basa girimis kamari, sagala tanda tanya ahirna suda.
Katumbiri cumarita jeung layung bungur....dumareuda.
Cenah, aya kaca-kaca dipakarangan hate anjeun
cirining bakal aya nu sumping, jajaka geusan kanca salira.

Gusti....naha poek mongkleng kieu ?
Yugakeun ka abdi kaasih Anjeun
pioboreun keur nu poekeun.
Seja neangan caraka cinta nu lunta !

Medan....1991.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Monolog Rindu Sekeping Hati (yang tersisa dari jejak mudaku)

Tak kan mungkin kukubur rindu ini
Sedangkan ia bagaikan ruh yang mengawang, ada tapi tiada.
Dan tak hendak kubunuh pula, sedangkan ia adalah tiang pancang
dimana asa ini berumah.
Seperti camar…bagaimana mungkin tanpa tiang sampan ???

Atau kubuatkan saja ia jasad, agar bisa hinggap dan menetap ?
Ah ..tak usahlah, nanti aku bosan.

Oo iya, akan kubuatkan sebuah nama saja
Agar bisa kupanggil ia, ketika aku luruh dalam do’a-do’a
Atau kala tangisku tumpah atas sajadah.
Ups tidak.., bahkan jika aku tengah suka
Sebab aku tak mau ia hanya sbg penghibur duka
Tapi juga teman tertawa…dan bercengkrama.

Terbanglah rinduku….kau boleh sembunyi dibalik awan
Atau diantara liukan daun nyiur itu
Atau dimana saja kamu suka
Nanti jika aku memanggilmu…
Turunlah seperti bidadari…..
Dan aku punya banyak cerita.

Medan, 1993

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

P..e..s..a..n

Semuanya telah ter-adu-kan, kini rapi tanpa lipatan
Tinggal mari kita fikirkan apa nak kita gambarkan diatas kain putih ini?
Belacu..bukan beludru..sepertinya tiada guna terlalu
Tapi tetaplah kau simpan ia, sebab disatu saat mungkin ia akan menjadi pengusap peluhmu
Atau penyeka air matamu..bahkan pembalut lukamu???
Ah tak hendak aku melihat engkau terluka, ku takut tak kan ada lagi cerita yang kau urai pengantar penat siangku.

Kemarin..kala kain putih ini tercampak
Selembar daun kering menutupinya, tersamar seakan tak ada arti
Lalu sepasang kepodang mengepak sayap didekatnya…
Tersibak….dan aku menemukannya.
Kau simpanlah sahabat…dekat peraduanmu
Sewaktu-waktu bila kau perlu..jemput tanpa ragu
Kau bawalah sejauh pergimu
Agar jika kau pulang…bait sajakku telah usai kugubahkan
Dan sapu tangan itu…biar jadi latarnya.

Indrapura, 040311

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Do'a Robithoh

Yaa Allah, Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta kepada-Mu, bertemu dalam taat kepada-Mu, bersatu dalam da’wah kepada-Mu, berpadu dalam membela syariat-Mu. Yaa Allah, kokohkanlah ikatannya, kekalkanlah cintanya, tunjukillah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan cahaya-Mu yang tidak pernah redup. Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal kepada-Mu. Hidupkanlah hati kami dengan ma’rifat kepada-Mu. Matikanlah kami dalam keadaan syahid di jalan-Mu. Sesungguhnya Engkaulah Sebaik-baik Pelindung dan Sebaik-baik Penolong. Yaa Allah, kabulkanlah. Yaa Allah, dan sampaikanlah salam sejahtera kepada junjungan kami, Muhammad SAW, kepada para keluarganya, dan kepada para sahabatnya, limpahkanlah keselamatan untuk mereka.