RSS

Andai Izrail Bisa Diajak Diskusi...

oleh Ahmad Hadian Kardiadinata pada 27 Oktober 2011 jam 15:27

Kemarin sore seorang sahabat tergopoh menelpon saya dengan tangis..” Akhi, Ayah saya barusan wafat di Makkah sehabis thowaf…” katanya memburu. Saya spontan menulis sms & menyebarkannya “Nanti malam kita ta’ziyah dan sholat ghaib” begitu sms saya.

Ketika ta’ziyah itulah baru saya tahu bahwa Almarhum sebenarnya tercatat akan berangkat ke Tanah Suci tahun depan. Beliau mendapat prioritas dipercepat melalui tambahan quota mengingat usianya yg sdh 82 tahun.

Beberapa bulan yang lalu, seorang sahabat juga harus melepas kepergian Ayahnya yang wafat ketika sedang berlibur di Sabang (Kota paling Ujung Barat Indonesia), sebuah tempat yang cukup jauh dengan kota tempat tinggalnya.

Sehari-hari orang tua itu tinggal dan berusaha bersama anak-anaknya dikota kelahirannya. Saat lebaran mereka berlibur ke tempat yg cukup jauh…dan ternyata disanalah ajalnya tiba.

Teringat kita pada firman Allah swt “Ma: tadri nafsun fi ayyi ardhin tamu:t (Seseorang tidak akan tahu ditanah mana ia akan mati)”.

Setiap kita mulai melangkahkan kaki dalam keseharian kita, pastinya tidak pernah terfikir dalam hati kita untuk mati dalam perjalanan itu atau ditempat tujuannya, namun kenyataannya….setiap manusia akan mendatangi tempat kematiannya yang telah “disepakatinya” dahulu dialam arwah dengan Robb nya.

“Walan yu-akhhiroLla:Hu nafsan idza: ja:a ajaluHa (Dan Allah tidak akan menunda sejenakpun kematian bagi seseorang jika telah datang ajalnya)”

………………………………………………………………………………………………………………………………………

Rintik diluar jendela, telah membasahi hati yang berdetak seirama “Khusnul Khotimah” nya Opick yang begitu mengharu biru…..memaksaku belajar mengeja kembali kalimat-kalimat dzikrul maut itu.

“ Terangkanlah, terangkanlah jiwa yang berkabut langkah penuh dosa. Bila masa tlah tiada…kereta kencana datang tiba-tiba. Air mata dalam duka, tak merubah cerita Nya. Hanya hening dan berjuta Tanya, dalam resah dalam pasrah..”

Ahh…andai kita boleh memilih kapan dan dimana kita harus mati? Andai Izrail bisa diajak berdiskusi…?

Tapi kata Asy Syahid Hasan Al Banna Rah ;”Kematian itu sesungguhnya sebuah SENI yang bisa kita kreasikan sendiri (khususnya) dalam NILAI KEMATIAN nya.

Kita bisa meraih Husnul Khotimah jika kita senantiasa berada dalam kesholihan setiap hari dan kita akan Suul Khotimah jika kita asyik dalam maksiat. Bukankah ajal itu datangnya tiba-tiba?

Saya pernah membaca berita tentang seseorang yang mati saat sedang (maaf) berselingkuh.

Masya Allah…pasti waktu itu ia tidak sedang ingat mati, sebab jika ia ingat mati maka ia tidak akan seperti itu.

Maka setiap kita mulai melangkah dalam keseharian kita, tak ada salahnya jika kita gumamkan dalam hati kita…”Jangan-jangan aku mati diperjalanan ini atau ditempat tujuan nanti..” Insya Allah kita tidak akan mampir ditempat-tempat yang tidak semestinya.

Saudaraku…Entah kapan, dimana dan dengan cara apa kita akan “menepati janji” kita…..Allahu a’lam.

Salam Ukhuwwah…..

Akhukum Fillah (Hadian Abu Al Ghozy Fillah)


Sri Pangastuty, Zulfan Mingka, Rahman Efendi Ar dan 19 lainnya menyukai ini.
8 yang dibagikan
A Dudi Krisnadi Orang yang yakin dalam hatinya sepenuh jiwanya bahwa kehidupan di seberang kematian jauh lebih baik dari saat ini, akan selalu merindukan mati.

(dalam konteks lain) Jadi, merupakan pekerjaan sia2 mengancam akan membunuh orang yang justru merindukan mati. Adalah mustahil menenggelamkan ikan ke dalam air ... :D
27 Oktober jam 15:43 · Suka · 1
Ahmad Hadian Kardiadinata ‎A Dudi Krisnadi : Benar Kang, Kematian itupun bentuknya bisa berbeda dihadapan manusia yg berbeda. Adakalanya ia sebagai momok ada kalanya bisa sebagai cita2.
27 Oktober jam 15:48 · Suka
Zulieyka Ahmad Andai sj pemimpin2 kt slalu ingat bhw kmatian akan dtg tanpa diduga ....
27 Oktober jam 15:50 · Tidak Suka · 1
Ahmad Hadian Kardiadinata ‎Zulieyka Ahmad : Ayo pilih pemimpin yg selalu ingat mati....
27 Oktober jam 15:51 · Suka · 1
Sulaeman Panjaitan Yang menepati janji panggilanNya sudah selesai tugasnya di dunia ini, KITA ????? sudah siapkah??????? bekal kita pulang kampung sejati ALLAHUMMA AINNI ALA ZIKRIKA WASYUKRIKA WA HUSNI IBADATIKA, salah satu ziqir Rasulullah SAW, yang patut kita ziqirkan juga Semoga Allah SWT merahmati kita amin
27 Oktober jam 16:09 · Tidak Suka · 1
Ningsih Erlina · Berteman dengan Masbar Banu dan 99 lainnya
Subhanallah ust tausiah nya...sudah mengingatkan ttg kematian...semoga umur yg tinggal sedikit ini dapat bermamfaat buat diri dan org lain.Aamiin.
27 Oktober jam 22:10 · Suka
Ahmad Hadian Kardiadinata Bu Ningsih Erlina : Aamiin...bgm kabar si kecil ?
27 Oktober jam 22:13 · Suka
Muhammad Syukur Ismar kita ajak yok
28 Oktober jam 9:03 · Suka
Muheri Abdullah subahanallah wal hamdulilah wala ilahaillahu akbar....status antum selalu menyejukan jiwa2 perindu syahid/syurga..slm bahagia dunia akhirat
28 Oktober jam 12:50 · Suka · 1
Ummi Ellys subhanallah..
28 Oktober jam 13:32 · Suka
Erwin Parlindungan Nst mudah2han tausyiah ustdz memperkuat keimanan, dengan seringnya mengingat mati...
01 November jam 12:35 · Suka

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Do'a Robithoh

Yaa Allah, Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta kepada-Mu, bertemu dalam taat kepada-Mu, bersatu dalam da’wah kepada-Mu, berpadu dalam membela syariat-Mu. Yaa Allah, kokohkanlah ikatannya, kekalkanlah cintanya, tunjukillah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan cahaya-Mu yang tidak pernah redup. Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal kepada-Mu. Hidupkanlah hati kami dengan ma’rifat kepada-Mu. Matikanlah kami dalam keadaan syahid di jalan-Mu. Sesungguhnya Engkaulah Sebaik-baik Pelindung dan Sebaik-baik Penolong. Yaa Allah, kabulkanlah. Yaa Allah, dan sampaikanlah salam sejahtera kepada junjungan kami, Muhammad SAW, kepada para keluarganya, dan kepada para sahabatnya, limpahkanlah keselamatan untuk mereka.