RSS

TARHIB RAMADHAN

الحمد لله ربِّ العالمين والْعاقِبَةُ لِلْمُتَّقين ولا عُدْوَانَ إلاَّ عَلى الظَّالمِين # وأشهد أنْ لا إله إلاالله وحده لا شريك له ربَّ الْعالمين وإلََهَ المُرْسلِينَ وقَيُّوْمَ السَّمَوَاتِ والأَرَضِينْ # وأشهد أن محمَّدًا عَبْدُه ورسولُهُ الْمَبْعُوثُ بِالكِتَابِ الْمُبِينْ اَلفَارِقِ بَيْنَ الهُدَى والضَّلالِ والْغَيِّ والرَّشادِ والشَّكِّ وَالْيَقِين # والصَّلاةُ والسَّلامُ عَلى حَبِْيبِنا و شَفِيْعِنا مُحمَّدٍ سَيِّدِ المُرْسلين وإمامِ المُهْتَدِينَ وقَائِدِ المُجاهِدِينَ وَعَلى آلِهِ وَصَحْبه أجْمَعَينْ.#
أما بعد، فياأيُّهَا المُسْلِمُونَ أوصِيكُمْ وإيايَ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ والتَّمَسُّكِ بِهَذا الدِّينِ تَمَسُّكًا قَوِيًّا.
فقال الله تعالى في كتابه الكريم، أعوذ بالله من الشيطان الرجيم# “يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ”
Hari ini kita sedang berada tepat dipertengahan bulan Sya'ban, kalau ada izin Allah, insya Allah dua pekan lagi kita akan memasuki bulan yang mulia, bulan yang penuh keutamaan, penghulu para bulan yaitu Ramadhan 1430 H.
Kita umat Islam sudah selayaknya mulai berkemas-kemas mempersiapkan diri dan segala rupa yang akan kita bawa menemui bulan barokah itu. Kita sambut kedatangannya dengan segala cinta dan suka cita, dengan segala harap dan kerinduan.
Menyambut bahagia kedatangan Ramadhan atau dalam bahasa fikih nya dikenal dengan istilah tarhib Ramadhan, adalah termasuk tuntutan iman yang sejati. Karena itulah Rasulullah SAW biasa melakukannya. Bahkan, Nabi SAW telah men-tarhib Ramadhan dua bulan sebelumnya. Yaitu sebagaimana diriwayatkan Anas bin Malik RA, ketika memasuki bulan Rajab Nabi SAW berdo'a,
اللَّهُمَّ بارِكْ لَنا في رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنا رَمَضَانَ
''Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikanlah umur kami di bulan Ramadhan.'' (HR Imam Ahmad dan Ath Thabrani).
Kata tarhib berasal dari kata rahhaba, yurahhibu, tarhiiban yang berarti melapangkan dada dan menyambutnya dengan mesra serta senang hati. Maka istilah Tarhib Ramadhan maknanya adalah sebuah amalan dimana kita menyengaja mempersiapkan diri dengan penuh kelapangan hati, kesenangan dan kemesraan dalam menyambut kedatangan Ramadhan.
Secara tabi'at, manusia akan melakukan hal seperti itu karena sesuatu yang akan datang itu adalah yang istimewa, penuh dengan kebaikan dan sangat diidam-idamkan kedatangannya. Sebagaimana kita melakukan tarhib dalam rangka menyambut kedatangan orang tua yang kita rindukan atau kawan atau kerabat yang istimewa. Nah saudaraku, Ramadhan adalah tamu yang lebih istimewa dari apapun, jadi...sudahkan kita siapkan Tarhib untuknya?
Tarhib Ramadhan penting kita amalkan guna menanamkan kerinduan kepada Ramadhan sekaligus sebagai upaya persiapan diri / mental (isti'dad nafsiyah), persiapan spiritual (isti'dad ruhiyah) dan persiapan intelektual (isti'dad fikriyah). Tanpa persiapan mental, spiritual, dan intelektual, puasa Ramadhan hanya akan menjadi kegiatan ritual keagamaan tahunan tanpa makna, tanpa pahala dan tidak mampu memberikan pengaruh positif bagi kehidupan. Perhatikan sabda Nabi SAW, ''Berapa banyak orang yang puasa tidak mendapatkan kecuali lapar dan dahaga.'' (HR An Nasa'i dan Ibnu Majah).
Sebaliknya, dengan persiapan dan perbekalan yang maksimal akan mampu meraih sukses Ramadhan secara optimal.
Kenapa Ramadhan sangat istimewa ? Kita sudah sama-sama mafhum bahwa banyak keterangan yang datang kepada kita tentang keistimewaan Ramadhan; sampai-sampai di hari terakhir bulan Sya'ban, Rasulullah SAW mengkhususkan diri mengkondisikan umatnya dengan menyampaikan pidato 'kenegaraan' menyambut Ramadhan dengan menjelaskan keutamaan-keutamaannya,
''Wahai manusia, telah datang kepada kalian bulan yang agung, bulan penuh berkah. Di dalamnya ada malam yang lebih baik dari seribu bulan. Allah menjadikan puasanya wajib dan qiyamul lail-nya sunnah. Barangsiapa yang mendekatkan diri dengan kebaikan, maka seperti mendekatkan diri dengan kewajiban di bulan yang lain. Barangsiapa yang mengerjakan kewajiban, makan seperti mengerjakan 70 kewajiban di bulan lain.
Dalam hadits lain disebutkan isi pidato Rasulullah saw itu adalah;
قَدْ جَاءكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ يُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرُهَا فَقَدْ حُرِمَ
"Sungguh, telah datang kepadamu bulan yang penuh berkah, dimana Allah mewajibkan kamu berpuasa, dibuka pintu-pintu syurga, ditutup pintu-pintu neraka, dibelenggu setan-setan. Di dalam Ramadhan terdapat malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Maka barangsiapa yang tak berhasil memperoleh kebaikan Ramadhan sungguh ia tidak akan mendapatkan itu buat selama-lamanya." (Riwayat Ahmad, Nasaa'i dan Baihaqy).

Saudaraku kaum Muslimin rahimakumullah,
Syekh Sa'id Hawwa menuliskan dalam Buku Al Islam (1) pada bagian "Tindak Lanjut Syahadatain" bahwa pada hakikatnya Ramadhan merupakan madrasah. Jika orang yang berpuasa pandai memanfaatkannya, mereka akan menjadi manusia baru, tidak seperti sebelumnya. Ramadhan adalah madrasah tempat seorang Muslim memperbarui ikatan-ikatan Islam pada dirinya dan mengambil bekal yang dapat menutupi segala kekurangan sebelumnya. Ramadhan adalah sebuah latihan (dauriyah) bagi kaum Muslimin untuk menyambut dunia baru dan meninggalkan dunia lama. Dunia yang penuh cita-cita, semangat dan kehidupan baru serta harapan yang membebaskan mereka dari keserakahan dunia dan mengingatkan akhirat serta Ridha Allah sebagai puncak tujuan yang tidak boleh hilang dari hati kaum Muslimin. Di bulan Ramadhan kaum Muslimin menyemarakkan masjid dengan berbagai halaqah ilmu, pengajian, dan dzikir. Sehingga orang yang dahulunya bodoh, di bulan Ramadhan, menjadi mengerti, yang dulunya lalai menjadi sadar dan yang dulunya acuh tak acuh menjadi ingat. Di bulan Ramadhan seluruh kaum muslimin mendapatkan Islam.

Subhanallah betapa banyak kemuliaan dan keutamaan terdapat didalam bulan Ramadhan itu, jadi jika kita sudah fahami ini sangat pantaslah jika kita mengkhususkan diri menyambutnya dengan penuh kesungguhan dan suka cita, tentunya dengan amalan-amalan yang memang dicontohkan dan tidak bertentangan dengan sunnah Rasulullah saw.
Hal ini kiranya perlu diingatkan kepada kita sebab pada kenyataannya masih banyak ummat Islam yang dalam rangka menyambut Ramadhan justru mengisinya dengan amalan-amalan yang "mengada-ada" sehingga cukup merepotkan bagi yang melakukannya, bahkan ada pula yang mengisinya dengan persiapan yang penuh dengan kemubadziran (kesia-siaan).

Pada prinsipnya amalan yang disunnahkan dalam tarhib Ramadhan adalah mencakup tiga persiapan tadi yaitu persiapan spiritual (isti'dad ruhiyah), persiapan intelektual (isti'dad fikriyah) dan persiapan diri / fisik (isti'dad nafsiyah jasadiyah), yang kesemuanya ini jika kita cermati adalah persiapan yang sifatnya memepersiapkan diri pribadi dalam rangka memasuki bulan Ramadhan yang didalamnya kita dituntut untuk banyak melakukan ibadah. Untuk itu tentunya tiga hal dalam diri kita ini perlu kita persiapkan.

• Persiapan hati ialah dengan memperbanyak ibadah, seperti memperbanyak membaca Al-Qur’an, saum sunnah, dzikir, do’a dll. Rasulullah saw. mencontohkan kepada umatnya dengan memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, sebagaimana yang diriwayatkan Dari Usamah bin Zaid, ia berkata:

وَلَمْ أَرَكَ تَصُوْمُ مِنْ شَهْرٍ مِنَ الشُّهُوْرِ مَا تَصُوْمُ مِنْ شَعْبَان قال: ذاك شَهْرٌ يَغْفَلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبَ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ يُرْفَعُ فيه الأَعْمَالُ إلَى رَبِّ الْعَالَمِيْنَ فَأُحِبُّ أَنْ يَرْفَعَ عَمَلِيْ وَأَنَا صَائِمٌ (رواه أحمد وأبو داود وابن حزيمة والنسائى


Dari Usamah bin Zaid berkata: Saya bertanya: “Wahai Rasulullah saw, saya tidak melihat engkau puasa disuatu bulan lebih banyak melebihi bulan Sya’ban”. Rasul saw bersabda:” Bulan tersebut banyak dilalaikan manusia, antara Rajab dan Ramadhan, yaitu bulan diangkat amal-amal kepada Rabb alam semesta, maka saya suka amal saya diangkat sedang saya dalam kondisi puasa” (Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa’i dan Ibnu Huzaimah)

• Persiapan akal ialah dengan belajar mendalami ilmu yang terkait dengan ibadah Ramadhan agar kita mampu melaksanakan ibadah Ramadhan dengan baik dan benar, tidak asal-asalan atau bahkan menyalahi syari'atnya.
• Dan persiapan fisik ialah dengan menjaga kesehatan, kebersihan rumah dan lingkungan serta menyiapkan harta yang halal untuk bekal ibadah Ramadhan.
Inilah yang sesungguhnya dicontohkan oleh Rasulullah saw kepada kita dalam menyambut Ramadhan Karim ini. Adapun amalana-amalan yang banyak dilakukan umat Islam seperti ramai-ramai memadati komplek pekuburan untuk berziarah sebenarnya tidaklah secara khusus disyari'atkan menjelang Ramadhan sebab ketika Rasulullah mengajari kita tentang ziarah kubur beliau mengatakan; "dulu aku larang kalian berziarah kubur, tetapi sekarang berziarahlah untuk mengingat mati" itulah fungsi ziarah kubur dan selebihnya adalah mendo'akan ahli kubur tersebut, lebih dari itu tidak disunnahkan. Apalagi jika ada sebagian orang berziarah justru untuk memohon maaf atau memohon sesuatu kepada arwah, na'udzu billah itu adalah jalan-jalan khurafat yang akhirnya akan menyeret kita kedalam kesyirikan.
Akan tetapi saling memohon maaf sesama orang yang masih hidup menjelang Ramadhan, ini termasuk sesuatu yang dianjurkan dan termasuk kedalam persiapan hati, agar kita memasuki Ramadhan dengan hati yang tenang tidak dikungkung rasa bersalah atau dosa kepada sesama, dan karena yang kita mintai maaf adalah orang yang masih hidup, tentunya akan sangat mungkin orang tersebut bisa melakukan apa yang kita minta, lain halnya dengan orang yang sudah mati.

Hal lain yang sifatnya mengada-ada adalah sebagian orang disibukan dengan mengumpulkan air dari beberapa tempat tertentu yang akan dipakai mandi dan bersuci menjelang Ramadhan. Bahkan ada yang kebablasan, dibeberapa daerah mereka melakukan mandi bersama ditempat pemandian umum secara terbuka dan bercampur baur laki-laki dan perempuan, masya Allah mari kita renungkan, pantaskan ibadah shaum yang mulia sebagai ibadah khusus yang akan kita persembahkan bagi Allah justru kita awali dengan kemaksiatan ??? Astaghfirullah al 'azhim.

Inilah barangkali beberapa hal yang perlu kiranya kita fahami dan persiapkan sehubungan dengan kedatangan Dhoyfatul Muththohhir (Tamu yang membersihkan), Ramadhan Karim. Semoga kita diberi umur sampai kepadanya, bisa beribadah didalamnya, bisa mereguk nikmatnya berbagai kemuliaan dengan bimbingan Allah swt tentunya, aamin allahumma aamiin.

Marhaban Yaa Ramadhan,
Selamat menunaikan ibadah shiyam 1431 H.
Mohon maaf lahir dan bathin

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Do'a Robithoh

Yaa Allah, Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta kepada-Mu, bertemu dalam taat kepada-Mu, bersatu dalam da’wah kepada-Mu, berpadu dalam membela syariat-Mu. Yaa Allah, kokohkanlah ikatannya, kekalkanlah cintanya, tunjukillah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan cahaya-Mu yang tidak pernah redup. Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal kepada-Mu. Hidupkanlah hati kami dengan ma’rifat kepada-Mu. Matikanlah kami dalam keadaan syahid di jalan-Mu. Sesungguhnya Engkaulah Sebaik-baik Pelindung dan Sebaik-baik Penolong. Yaa Allah, kabulkanlah. Yaa Allah, dan sampaikanlah salam sejahtera kepada junjungan kami, Muhammad SAW, kepada para keluarganya, dan kepada para sahabatnya, limpahkanlah keselamatan untuk mereka.